Deskripsi gambar: sampul buku anak-anak berbahasa Arab berjudul “سأكون يوماً ما” yang berarti “Suatu Hari Nanti, Aku Akan Menjadi”.

كان وأخواتها :

Kana dan saudara-saudaranya, merupakan kata kerja yang tidak sempurna (fi’il naqish), apa itu fi’il naqish?

Fi’il Naqish adalah kata kerja yang huruf terakhirnya merupakan salah satu dari tiga huruf lemah (و, ي, atau ا), yang sering kali berubah atau menghilang saat kata kerja ini diubah bentuknya. Misalnya, fi’il mudhari’ يَدْعُو (Yad’u) dalam bentuk fi’il madhi menjadi دَعَا (Da’a) dengan hilangnya huruf و. Dalam fi’il madhi, perubahan ini umum terjadi, seperti pada يَرْمِي (Yarmi) yang berubah menjadi رَمَى (Rama). Menghafal bentuk asal dan memahami perubahan ini penting untuk menguasai fi’il naqish.

Kembali ke bahasan mengenai Kaana wa akhwatuha, mereka terdiri dari:

1. كان Kāna (adalah/dulu)
2. ظل Ẓalla (tetap)
3. بات Bāta (bermalam)
4. أصبح Aṣbaḥa (menjadi di pagi hari)
5. أمسى Amsā (menjadi di malam hari)
6. صار Ṣāra (menjadi)
7. ليس Laysa (bukan)
8. زال Zāla (berhenti)
9. برح Bariḥa (tetap/masih)

Masing-masing memiliki arti, fungsi, dan aturan yang berbeda. Kali ini kita akan bahas “kaana-yakuunu,”

    • Kaana (كان) memiliki arti “Dulu” berbentuk lampau (fi’il madhi) 

    • Yakuunu (يكون) memiliki arti “Menjadi” berbenyuk saat ini atau yang akan datang (fi’il Mudhari’) 

Contoh: 

كان حامد طالبا (Kāna Ḥāmidun ṭāliban) Hamid (dulu) adalah seorang siswa

سأكون طبيبا (Sa’akūnu ṭabīban) Saya akan menjadi dokter

Dalam menyatakan cita-cita, dapat menggunakan bentuk mudhari’ Kaana (كان) yaitu Yakuunu (يكون) yang bermakna “menjadi”. 

Saya ingin menjadi guru di masa depan أريد أن أكون مُدَرِّسًا في المستقبل 

(Urīdu an akūna mudarrisān fī al-mustaqbal)

Saya akan menjadi CEO di masa depan

سأكون مُدِيْرًا في المستقبل (Sa’akūnu mudīran fī al-mustaqbal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *